Museum Megalitikum Bondowoso - Meski secara geografis Bondowoso tidak terlalu luas, tetapi kabupaten berjuluk Republik Kopi ini kaya akan peninggalan sejarah. Salah satu yang paling membanggakan adalah cagar budaya megalitik di Desa Pekauman, Distrik Grujugan.
Menurut Tim Ahli Warisan Budaya Provinsi Jawa Timur (TACB), cagar budaya megalitik di desa Pekauman Grujugan, dimulai pada abad ke-3.
"Megalitikum di Bondowoso sekitar abad ke-3, kemudian berlanjut hingga akhir Majapahit," kata pakar tim warisan budaya Jawa Timur, Blasius Suprapta.
Suprapta menjelaskan, pada saat Buddhisme Hindu berkembang di Majapahit, di Kabupaten Bondowoso masih ada kepercayaan yang tumbuh pada arwah leluhur.
"Jadi kalau dilihat, tidak ada candi yang ditemukan, hanya di Prajekan," jelasnya kepada Bondowoso, beberapa hari lalu.
Pria yang juga dosen di salah satu universitas di Malang ini menyarankan agar di masa depan, megalitik di Desa Pekauman dapat digunakan sebagai Museum Megalitikum Bondowoso oleh pemerintah setempat.
"Jadi itu akan mendatangkan turis asing, karena itu satu-satunya di Indonesia.
Buat bintik-bintik seperti Sangiran. Sangiran hanya tengkorak, "jelasnya.
Menurutnya, selama ini di Indonesia tidak ada yang namanya patung, maka ada kelompok batu purba seperti pemukiman seperti di Desa Pekauman. Belum lagi ada pemakaman, dan itu adalah satu area.
"Di Toraja ada erong-erong (kuburan kuno), tetapi mereka tidak lengkap seperti ini, seperti pemukiman. Ini adalah temuan yang langka," jelasnya.
Dia juga menjelaskan, di daerah itu, antara satu objek dan yang lainnya adalah satu konteks atau satu unit, sehingga tidak boleh dipindahkan atau dipisahkan.
Dia menyesalkan pemindahan titik pusat karena perluasan pabrik kemarin, yaitu patung leluhur atau batu batu. Jika sudah dipindahkan, itu berarti titik tengahnya hilang. Jadi, itu harus dikembalikan.
"Jika dipindahkan, terus dikembalikan ke titik semula, masih nilai historisnya. Selama titik itu tidak hilang, itu tidak dibuldoser. Jadi ada data, di mana arahnya, kita ada di sana. Bahkan Padahal itu kejahatan, bisa dibangun oleh BPCB, "lanjutnya.
Dia juga menjelaskan bahwa daerah megalitik di Pekauman telah dipelajari sejak zaman Belanda, sekitar 1899, lalu 1919, dan 1998. Sementara peneliti Indonesia melakukan penelitian pada 1983, 1986 dan hingga sekarang.
Kawasan cagar budaya di Desa Pekauman, Kabupaten Grujugan, Bondowoso memiliki banyak jenis megalit, seperti Sarcophagi, Menhir, Arca, Dolmen, dan beberapa jenis batu lainnya.
Terima kasih telah mengunjungi situs ini, silahkan share agar lebih bermanfaat dan jangan lupa ayo ke Bondowoso.